Jakarta Selatan – (12/03/2025) — Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan melaksanakan tindakan administratif keimigrasian berupa pendeportasian terhadap dua warga negara asing asal Libya, yaitu FSG dan istrinya SIMG, pada Rabu (12/03/2025) melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Keduanya dideportasi karena terbukti melakukan pelanggaran keimigrasian berupa overstay sejak 25 Juli 2016, setelah izin tinggal kunjungan mereka habis dan tidak diperpanjang. Pasangan suami istri ini sebelumnya datang ke Indonesia pada 26 Mei 2016 menggunakan Visa on Arrival (VoA) yang kemudian diperpanjang hingga 24 Juli 2016.
Dalam pemeriksaan, keduanya mengaku tidak memperpanjang visa karena keterbatasan biaya serta alasan kondisi politik dan keamanan di negara asal mereka. Mereka menyatakan tidak memungkinkan kembali ke Libya pada saat itu karena SIMG, masih memiliki hubungan keluarga dengan mantan Presiden Libya, Muammar Khadafi, yang menyebabkan keduanya mengalami tekanan dan ancaman di negara asal. Selain itu, SIMG juga mengalami masalah kesehatan yang memerlukan pengobatan selama tinggal di Indonesia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan kajian dokumen, keduanya telah dikenakan Tindakan Administratif Keimigrasian sebagaimana diatur dalam Pasal 75 ayat (1) dan (2) jo. Pasal 78 ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, yaitu berupa pendeportasian dan penangkalan.
Pendeportasian ini merupakan bentuk penegakan hukum terhadap pelanggaran keimigrasian, dan sekaligus memastikan bahwa setiap orang asing yang tinggal di wilayah Indonesia wajib mematuhi peraturan yang berlaku. Kantor Imigrasi Jakarta Selatan menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan pengawasan terhadap keberadaan orang asing di wilayah kerjanya, serta melakukan penegakan hukum secara profesional dan humanis.
Diposting oleh Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan, Kantor Imigrasi Jakarta Selatan, Kanim Jaksel, Imigrasi Jakarta Selatan, Imigrasi Jaksel